A.
Pekerjaan dan Waktu Luang
1.
Definisi
nilai pekerjaan, yang dicari dalam pekerjaan dan fungsi psikologis dari
pekerjaan.
·
Definisi
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang
kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap
pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami
bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa
pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak
akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
·
Yang
dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan adalah dimana bagian
dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses
terwujudnya suatu yang besar. Kalian mungkin berkata bahwa apa yang orang cari
pada pekerjaan itu semuanya tergantung pada kemauan orang itu sendiri dan ada
beberapa fakta mengenai ini. Tapi Daniel Yankelovich menemukan sebuah consensus
yang berharga dari jawaban atas pertanyaan yang menyilang terhadap para pekerja
termasuk kerah-bur dan kerah-putih dan para professional. Dua frekuensi tertinggi
memberikan respon “ kerja itu menarik” dan memiliki “ rekan kerja yang ramah
tamah” dengan masing-masing responden memberikan 70% pendapat dari pada
pekerja. Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan
sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan. Di lain pihak,
aspek yang paling penting dalam melakukan pekerjaan adalah berkaitan dengan
pertumbuhan pribadi atau aktualisasi diri. Termasuk kesempatan untuk melakukan
sesuatu yang membuat diri sendiri senang melakukannya. Sesuatu yang berharga
dan mempelajari hal yang baru. Aktualisasi ini lebih penting daripada uang.
·
Fungsi
psikologi dari pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa kata
orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa
setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan
orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk
hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah
bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa
pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai
keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang,
mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau
hasil yang jelas.
2.
Fase-fase
dalam memilih pekerjaan.
Fase-fase dalam pekejaan adalah Orang denderung
mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring kalian
mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk
IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan
mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi
“mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan
pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka,
biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.
3.
Hubungan
antara karakteristik pribadi dengan karakteristik pekerjaan dalam memilih
pekerjaan yang cocok.
·
Karakteristik
pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih
ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah
sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan harga.
Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing
dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu.
Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki
otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian
spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan
yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
·
Karakteristik
pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi ketertarikan
anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari pekerjaan yang
cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan
yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah. Untungnyam ada sumber buku
untuk membati pencarian tersebut. Seperti yang banyak digunakan Dictionary of
Occupational (DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi
secara teratur oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam
pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga ataukelompok dari pekerjaan yang
terkait. Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan
yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja
kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter gigi,kebersihan gigi,hanya untuk
beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang
kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada
kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning.
4.
Kepuasan
kerja dan penyesuaian diri dalam pekerjaan.
·
Kepuasaan
kerja
Locke mengatakan kepuasan kerja ialah “the appraisal of one’s job as attaining or
allowing the attainment of one’s important job values, providing these values
are congruent with or help fulfill one’s basic needs (Munandar,
2008 ).” Secara singkat dikatakan bahwa tenaga kerja yang puas dengan
pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Howell dan Dipboye(1986) dalam
Munandar (2008) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat
rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari
pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa
jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.
·
Penyesuaian diri dalam pekerjaan
Dawis dan Lofquist (1984) mendefinisikan penyesuaian bekerja
sebagai “proses berkelanjutan dan dinamis di mana seorang pekerja berusaha
untuk mencapai dan mempertahankan korespondensi dengan lingkungan kerja”. Ada
dua komponen utama untuk memprediksi penyesuaian kerja: kepuasan dan kualitas
memberikan kepuasan yang cukup untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan
(satisfactoriness). Kepuasan mengacu pada sejauh mana kebutuhan individu
dan persyaratan dipenuhinya pekerjaan yang dia lakukan. Satisfactoriness
menyangkut penilaian orang lain, dari sejauh mana individu menyelesaikan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
5.
Mengisi
waktu luang dengan cara positif.
Ada banyak cara dalam
memanfaatkan waktu luang dan tidak harus identik dengan jalan-jalan yang
memaksa kita harus mengeluarkan uang. Ada yang memanfaatkan waktu luang dengan
membaca, mancing, kopdar bareng sahabat, main bulu tangkis, panjat gunung,
wisata kealam terbuka, nonton DVD, mencoba resep kuliner yang baru, atau
bengong sendirian dikamar. Pada intinya setiap hal yang dapat merefresh pikiran
kita adalah cara terbaik dalam memanfaatkan waktu luang yang ada. Kalau memang
pada saat libur, kita tidak ingin menerima tamu ya bilang saja sama anggota
keluarga yang lain agar tidak menerima tamu yang sedang mencari anda. Jangan memaksa
sebuah aktifitas pengisi waktu luang yang sebenarnya tidak kita nikmati. Karena
ironisnya hal inilah yang justru biasaya terjadi selama kita mempunyai hari
libur kerja yaitu membuat janji dengan teman atau saudara untuk jalan-jalan,
padahal yang sangat ingin anda lakukan pada saat memiliki waktu luang adalah
sendirian dikamar sambil membaca novel atau majalah.
B.
Self
Directed
1.
Cara
meningkatkan kontrol diri.
Dalam perkembangan control diri,
beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri sudah mencapai
akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri yang rendah pada
masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula pada masa dewasa. Global
Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau
cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai
bagian dari pencapaian tujuan akhir. Abstrac listening, mencoba menolak
detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan
kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang
mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik
tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai
bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik. High-level categorization, berfikir
tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat.
Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai
disiplin-diri yang lebih besar. Beberapa dapat diterapkan pada banyak situasi
dimana pada saat itu dibutuhkan control diri.
2.
Cara
menetapkan suatu tujuan.
Kita semua memiliki hal-hal yang
ingin kita capai dalam hidup dan, untuk sebagian besar, kami melakukan yang
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Kadang-kadang, bagaimanapun, kami
berhasil menetapkan tujuan yang tidak efektif atau dicapai dan ini dapat menyebabkan
kita banyak perselisihan. Jika Anda memiliki tujuan besar, kemudian membaginya
menjadi tujuan jangka pendek, atau langkah. Tujuan yang lebih kecil membuat
Anda tetap fokus pada pencapaian tujuan yang lebih besar sepanjang mereka
terkait satu sama lain.
3.
Cara
menyusun konsekuensi yang efektif.
Struktur
yang berlapis-lapis memang diperlukan agar beban kerja bisa didistribusikan
secara efisien dan sistematis. Namun struktur yang kelewat tinggi dalam arti
terlalu hirarkis menyebabkan birokrasi tak lagi rasional. Terlalu banyak
paperworkrang beredar dari satu meja ke meja lain sebelum ada pelaksanaan
konkrit. Demikian pula laporan dari bawah lamban sekali mencapai tingkat yang
sebenarnya harus me-nanggapi. Organisasi lantas sulit bereaksi terha¬dap
berbagai situasi menantang. la stagnan dan tidak adaptif. Efisiensi dan
efektivitasnya rendah. Ada kemungkinan gejala yang sama terjadi di perusahaan
Anda. Bila demikian keadaannya, maka yang perlu dilakukan adalah mengkaji ulang
dan menilai kembali efektivitas struktur yang ada.
4.
Rencana
intervensi.
Model
intervensi berdasarkan atas ilmu pengetahuan yang ada. Dengan demikian
konsultan berusaha menciptakan model intervensi yang kreatif dalam
mengembangkan suatu ilmu pengetahuan yang ada dan yang dikuasainya. Umpamanya,
konsultan mau menerapkan model tim bilding berdasarkan dari sisi ilmu
pengetahuan lain. Maka konsultan mengembangkan model-model tim bilding dari
sisi ilmu tersebut. Dari pengembangan model dari ilmu pengetahuan lainnya ini,
maka akan diperoleh model intervensi yang lain dari sebelumnya. Dengan sendirinya
suatu kesulitan yang mungkin timbul adalah usaha untuk menciptakan model baru
ini. Setiap praktika konsultan akan diciptakan model baru yang berbeda dari
model sebelumnya, kreativitas memang sulit akan tetapi menarik bagi yang
menyenanginya. Sebenarnya pola intervensi ini demanding, karena konsultan
selain mengamalkan praktika konsultasi diapun melakukan riset di bidangnya.
Sehingga mampu menemukan model-model baru. Suatu contoh yang sangat baik
tentang pola ketiga ini ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh Kurt Lewin yang
terkenal sampai sekarang dengan sebutan action research.
5.
Proses evaluasi.
Dalam mengadakan sebuah proses
evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa
yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana
proses evaluasi, kapan
evaluasi diadakan, mengapa
perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi
diadakan, dan pihak
yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah
narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan,
pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan
anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut
perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan
pembiayaan, memilih strategi terbaik dari
berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat
apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan
untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal,
terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak
dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi
0 komentar:
Posting Komentar