RSS

Pages

Jumat, 28 Juni 2013

20 bukti kita sobatan



heeeeem ..
apa sih tanda-tanda kalau kita ini beneran sobatan?
coba deh, cek 20 tanda dibawah ini sebelum kamu 'mengumumkan' persahabatanmu :

1. paling banyak tahu
> kedekatan kita dengan sobat membuat kita tahu banyak soal dia. mulai dari nama panggilan rumah, cowok pertamanya sampai kebiasaan buruknya.

2. penasihat
> sebenarnya apa sih yang kita cari dari sesi curhat? pasti nasihat dari sobat, kan? begitu juga sebaliknya, dia pun butuh banget pendapat kita, meskipun hanya tentang baju mana yang lebih oke.

3. kritikus handal
> sobat kita adalah kritikus paling handal yang pernah kita kenal. soalnya, dia nggak takut untuk memberi tahu apa kelemahan kita. dan itu semua dia lakukan tulus karena dia ingin kita jadi orang yang lebih baik.

4. dynamic duo
> kita dan sobat memang kompak banget. bahkan sering juga kita beli kaos dan aksesoris yang sama (kalaupun bada, paling cuma beda warna saja).

5. nggak ada habisnya
> saking cocoknya, kita dan sobat nggak pernah kehabisan bahan obrolan. walupun sudah sobatan sejak bayi, kita selalu seru kalau ngobrol bareng.

6. rumahku, rumahmu
> sudah nggak ada rasa caggung, deh saat kita maen kerumah sobat. bahkan, kita bisa langsung mengambil cemilan di kulkasnya. begitu pun saat dia main kerumah kita, dia akan langsung mengambil makanan yang ada dimeja makan.

7. saudara angkat
> sobat kita sudah seperti saudara angkat. dia nggak hanya akrab dengan semua anggota keluarga kita, tapi juga liburan bareng. curhat sama mama kita? itu hal yang biasa banget dilakukan sobat saat sedang maen kerumah.

8. tempat sampah
> sobat dan kita jadi 'tempat sampah' satu sama lain. kita bisa dengan leluasa menumpahkan semua kekesalan dan uneg-uneg ke soba, begitu pun sebaliknya.

9. yang pertama tahu
> sobat selalu jadi orang yang pertama tahu kalau ada kejadian penting (atau nggak penting) terjadi sama kita. dari yang dilirik cowo cakep, ketahuan nyontek dikelas, sampai diputusin pacar tersayang.

10. kode rahasia
> ikatan yang begitu kuat antara kita dan sobat, membuatkan kita bisa tahu isi hati masing-masing meskipun tanpa berbicara. kita seperti punya kode rahasia yang hanya dimengerti oleh kita berdua saja. bisa jadi kode itu berupa senyuman atau kedipan mata.
11. P3K
> saat kita sakit, obat paling manjur biasanya kita dapat dari sobat. karena dia akan tahu bagaimana cara menghibur dan membuat kita nyaman. hal ini bisa membantu mengurangi rasa sakit yang sedang kita alami, loh.

12. senasib sepenanggungan
> kesedihan ditanggung bersama, kesenangan juga dilalui berdua. nggak ada dalam kamus, saat sobat sedih, kita malah asyik hura-hura dengan teman lain. begitu pun sebaliknya.

13. dia lagi, dia lagi
> selain keluarga, orang nomor dua yang banyak menyita waktu kita adalah sobat. saking seringnya jalan sama sobat, pacar kita cemburu karena kurang mendapat perhatian.

14. supporter setia
> sobat adalah pendukung setia kita dalam setiap kegiatan, meskipun kita gagal. dia juga yang selalu menghibur saat kita gagal.

15. bank pribadi
> sebenarnya yang ini agak kurang bagus sih kalau kita sering-sering dilakukan dalam hubungan persahabatan kita. tapi, saat kondisi keuangan kita, kita sangat kritis, kita bisa meminjam ke sobat. tapi harus tahu diri, yak ! hehe.

16. buka 24 jam
> layaknya apotik yang buka 24 jam, sobat selalu punya waktu saat kita membutuhkannya. walaupun sudah lelah, sobat akan selalu ada waktu untuk kita.

17. hear what we don't say
> hanya sobat yang bisa dengar apa kata hati kita. jadi, walaupun kita berpura-pura ceria didepan semua orang, sobat pasti tahu kalau sebenarnya kita sedang sedih.

18. cermin nggak pernah bohong
> kalau sobat adalah cermin kita, maka dia nggak akan pernah bohong. dia akan selalu berkata jujur walaupun kadang kebenaran itu menyakitkan. dia akan bilang terus terang saat dia nggak suka dengan pacar baru kita.

19. toleransi yang besar
> kita dan sobat sama-sama saling punya toleransi yang besar. toleransi itu berarti kita rela untuk mengesampingkan kepentingan pribadi untuk menyenangkan hati sobat.

20. kalau sobat pergi ..
> kita pasti bakal jadi orang yang paling kehilangan. saat sobat harus liburan ke luar negeri, kita jadi 'garing' dan nggak tahu mau ngapain buat mengisi liburan.

apakan sahabat kalian sudah termasuk dari 20 bukti sobat ini ?

Tugas Portofolio ke-4



A.  Pekerjaan dan Waktu Luang

1.     Definisi nilai pekerjaan, yang dicari dalam pekerjaan dan fungsi psikologis dari pekerjaan.
·         Definisi
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
·         Yang dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan adalah dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang besar. Kalian mungkin berkata bahwa apa yang orang cari pada pekerjaan itu semuanya tergantung pada kemauan orang itu sendiri dan ada beberapa fakta mengenai ini. Tapi Daniel Yankelovich menemukan sebuah consensus yang berharga dari jawaban atas pertanyaan yang menyilang terhadap para pekerja termasuk kerah-bur dan kerah-putih dan para professional. Dua frekuensi tertinggi memberikan respon “ kerja itu menarik” dan memiliki “ rekan kerja yang ramah tamah” dengan masing-masing responden memberikan 70% pendapat dari pada pekerja. Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan. Di lain pihak, aspek yang paling penting dalam melakukan pekerjaan adalah berkaitan dengan pertumbuhan pribadi atau aktualisasi diri. Termasuk kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat diri sendiri senang melakukannya. Sesuatu yang berharga dan mempelajari hal yang baru. Aktualisasi ini lebih penting daripada uang.
·         Fungsi psikologi dari pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas.

2.     Fase-fase dalam memilih pekerjaan.
Fase-fase dalam pekejaan adalah Orang denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.

3.     Hubungan antara karakteristik pribadi dengan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok.
·         Karakteristik pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
·         Karakteristik pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi ketertarikan anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah. Untungnyam ada sumber buku untuk membati pencarian tersebut. Seperti yang banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning.

4.     Kepuasan kerja dan penyesuaian diri dalam pekerjaan.
·         Kepuasaan kerja
Locke mengatakan kepuasan kerja ialah “the appraisal of one’s job as attaining or allowing the attainment of one’s important job values, providing these values are congruent with or help fulfill one’s basic needs (Munandar,  2008 ).” Secara singkat dikatakan bahwa tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Howell dan Dipboye(1986) dalam Munandar (2008) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.
·         Penyesuaian diri dalam pekerjaan
Dawis dan Lofquist (1984) mendefinisikan penyesuaian bekerja sebagai “proses berkelanjutan dan dinamis di mana seorang pekerja berusaha untuk mencapai dan mempertahankan korespondensi dengan lingkungan kerja”. Ada dua komponen utama untuk memprediksi penyesuaian kerja: kepuasan dan kualitas memberikan kepuasan yang cukup untuk memenuhi  permintaan atau kebutuhan (satisfactoriness). Kepuasan mengacu pada sejauh mana kebutuhan individu dan persyaratan dipenuhinya pekerjaan yang dia lakukan. Satisfactoriness menyangkut penilaian orang lain, dari sejauh mana individu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.

5.     Mengisi waktu luang dengan cara positif.
Ada banyak cara dalam memanfaatkan waktu luang dan tidak harus identik dengan jalan-jalan yang memaksa kita harus mengeluarkan uang. Ada yang memanfaatkan waktu luang dengan membaca, mancing, kopdar bareng sahabat, main bulu tangkis, panjat gunung, wisata kealam terbuka, nonton DVD, mencoba resep kuliner yang baru, atau bengong sendirian dikamar. Pada intinya setiap hal yang dapat merefresh pikiran kita adalah cara terbaik dalam memanfaatkan waktu luang yang ada. Kalau memang pada saat libur, kita tidak ingin menerima tamu ya bilang saja sama anggota keluarga yang lain agar tidak menerima tamu yang sedang mencari anda. Jangan memaksa sebuah aktifitas pengisi waktu luang yang sebenarnya tidak kita nikmati. Karena ironisnya hal inilah yang justru biasaya terjadi selama kita mempunyai hari libur kerja yaitu membuat janji dengan teman atau saudara untuk jalan-jalan, padahal yang sangat ingin anda lakukan pada saat memiliki waktu luang adalah sendirian dikamar sambil membaca novel atau majalah.


B.  Self Directed

1.     Cara meningkatkan kontrol diri.
Dalam perkembangan control diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula pada masa dewasa. Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir. Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik. High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar. Beberapa dapat diterapkan pada banyak situasi dimana pada saat itu dibutuhkan control diri.

2.     Cara menetapkan suatu tujuan.
Kita semua memiliki hal-hal yang ingin kita capai dalam hidup dan, untuk sebagian besar, kami melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Kadang-kadang, bagaimanapun, kami berhasil menetapkan tujuan yang tidak efektif atau dicapai dan ini dapat menyebabkan kita banyak perselisihan. Jika Anda memiliki tujuan besar, kemudian membaginya menjadi tujuan jangka pendek, atau langkah. Tujuan yang lebih kecil membuat Anda tetap fokus pada pencapaian tujuan yang lebih besar sepanjang mereka terkait satu sama lain.

3.     Cara menyusun konsekuensi yang efektif.
Struktur yang berlapis-lapis memang diperlukan agar beban kerja bisa didistribusikan secara efisien dan sistematis. Namun struktur yang kelewat tinggi dalam arti terlalu hirarkis menyebabkan birokrasi tak lagi rasional. Terlalu banyak paperworkrang beredar dari satu meja ke meja lain sebelum ada pelaksanaan konkrit. Demikian pula laporan dari bawah lamban sekali mencapai tingkat yang sebenarnya harus me-nanggapi. Organisasi lantas sulit bereaksi terha¬dap berbagai situasi menantang. la stagnan dan tidak adaptif. Efisiensi dan efektivitasnya rendah. Ada kemungkinan gejala yang sama terjadi di perusahaan Anda. Bila demikian keadaannya, maka yang perlu dilakukan adalah mengkaji ulang dan menilai kembali efektivitas struktur yang ada.

4.     Rencana intervensi.
Model intervensi berdasarkan atas ilmu pengetahuan yang ada. Dengan demikian konsultan berusaha menciptakan model intervensi yang kreatif dalam mengembangkan suatu ilmu pengetahuan yang ada dan yang dikuasainya. Umpamanya, konsultan mau menerapkan model tim bilding berdasarkan dari sisi ilmu pengetahuan lain. Maka konsultan mengembangkan model-model tim bilding dari sisi ilmu tersebut. Dari pengembangan model dari ilmu pengetahuan lainnya ini, maka akan diperoleh model intervensi yang lain dari sebelumnya. Dengan sendirinya suatu kesulitan yang mungkin timbul adalah usaha untuk menciptakan model baru ini. Setiap praktika konsultan akan diciptakan model baru yang berbeda dari model sebelumnya, kreativitas memang sulit akan tetapi menarik bagi yang menyenanginya. Sebenarnya pola intervensi ini demanding, karena konsultan selain mengamalkan praktika konsultasi diapun melakukan riset di bidangnya. Sehingga mampu menemukan model-model baru. Suatu contoh yang sangat baik tentang pola ketiga ini ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh Kurt Lewin yang terkenal sampai sekarang dengan sebutan action research.

5.     Proses evaluasi.
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.



Sumber :
            http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi

Sabtu, 01 Juni 2013

Tugas ke-3



Hubungan Interpersonal

1.   Model pertukaran sosial dan analisis transaksional
Teori pertukaran sosial, adalah salah satu teori sosial yang mempelajari bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain , kemudian seseorang itu menentukan keseimbangan antara pengorbanan dan keuntungan yang didapatkan dari hubungan itu. Setelah seseorang menentukan keseimbangannya , ia akan menentukan jenis hubungan dan kesempatan memperbaiki hubungan / tidak sama sekali. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain tanpa terasa ada hubungan resiprok didalamnya.
Analisi transaksional, adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. AT dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.

2.   Pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan

Teori ini mengacu pada pernyataan sederhana bahwa relasi berlangsung mengikuti model ekonomi ‘costs and benefits’ seperti kondisi pasar, yang telah diperluas oleh para psikolog dan sosiolog menjadi teori pertukaran sosial (social exchange theory) yang lebih kompleks.
Teori pertukaran sosial menyatakan bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan, jenis hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
·         Equity Theory
Beberapa peneliti mengritik teori pertukaran sosial yang mengabaikan pentingnya keadilan atau keseimbangan dalam hubungan. Para pendukung teori ini berpendapat bahwa orang tidak sekedar berusaha mendapatkan rewards sebanyak-banyaknya dan mengurangi costs, melainkan juga peduli mengenai keseimbangan dalam hubungan, yaitu bahwa rewards dan costs yang mereka alami dan kontribusi yang mereka berikan dalam hubungan tersebut kira-kira seimbang dengan pihak lain. Teori ini menggambarkan bahwa hubungan yang seimbang adalah yang membahagiakan dan relatif stabil.

3.   Model peran, konflik dan adequacy peran, serta autensitas dalam hubungan peran

·         Model Peran
terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
-          Secara implicit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata. Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang lain.
-          Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan emosional pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.
-          Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, para pserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.
·         Konflik
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan. Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.
·         Adequancy peran & Autentisitas dalam  hubungan peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

4.   Intimasi dan Hubungan pribadi

Kebutuhan intimacy merupakan suatu kebutuhan akan hubungan dengan orang lain dan merupakan kebutuhan terdalam pada diri setiap manusia untuk mengetahui seseorang secara lebih dekat, seperti merasa dihargai, diperhatikan, saling bertukar pendapat,  keinginan untuk selalu berbagi dan menerima serta perasaan saling memiliki sehingga  terjalin keterikatan yang semakin kuat dan erat.
Faktor penyebab intimacy :
·         Keluasan : seberapa banyak aktifitas yg dilakukan bersama
·         Keterbukaan : adanya saling keterbukaan diri
·         Kedalaman : saling berbagi
Proses terbentukan intimacy :
Penerimaan  diri  ­ 
Saling  berinteraksi  ­ 
Memberi  respon  atau tanggapan
Perhatian ­ 
Rasa percaya  ­ 
Kasih sayang ­ 
Mempunyai minat yang sama ­ 
Berhubungan seksual

5.   Intimasi dan Pertumbuhan

Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita.
Hal ini dapat disebabkan karena :
1.    kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh
2.    kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan
3.    kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia
4.    kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup
5.    kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus . Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan


Cinta dan Perkawinan

1.   Memilih Pasangan

Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh Allah. Tapi apakah kita tidak bisa menetapkan pasangan kita sendiri ? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman.
Pertama Allah adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya dia yang bisa menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka kedua adalah orang-orang yang dekat dengan Allah yang bisa menentukan pasangan yang baik untuk dipilih. ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktore kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk memilihkan kita. Bagaimana dengan diri sendiri ? kadang tidak bisa diandalkan karena kurangnya pengalaman, atau memilih karena nafsu,emosi dan kepentingan lain bukan kepentingan abadi.

2.   Selak beluk Hubungan dalam Perkawinan

Pada umumnya salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas toleransi pada akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan, sehingga keinginan untuk bercerai begitu mudah.

3.   Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan

Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.

4.   Penceraian dan Pernikahan Kembali

Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.

5.   Single Life

Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak yang mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.

 

Daftar Pustaka :
-          Sujanto, Agus.1991. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara.
-          Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2
-          Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)