RSS

Pages

Minggu, 29 Desember 2013

Tugas Portofolio 3 (Psikologi Manajemen)

A.    Mengendalikan Fungsi Manajemen

1.      Pengertian Controling
Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. 
2.       Langkah-langkah dalam Mengendalikan Fungsi Manajemen
1.      Menentukan standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
2.      Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3.      Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan bila ada.
4.      Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
3.  Tipe-tipe Kontrol dalam Manajemen
1. Pengendalian Preventif, dalam tahap ini pengendalian manajemen terkain dengan perumusan strategi dan perencanaan strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian Operasional, dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.
3. Pengendalian Kerja, pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.
4.  Proses Kontrol Manajemen
Proses pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan  oleh seluruh manajemen untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi  akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan. Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.


B.     Kekuasaan dan Pengaruh

1.      Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh  atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi.
2.      Sumber-sumber Kekuasaan
a.       Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959). Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri. Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959). Majikan yang menggaji  karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya,  kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
b.      Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian
Berasal dari sifat-sifat pribadi. Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959). Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagaipemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
c.       Kekuasaan yang bersumber pada politik
Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer  & Salanick,1974). Ketua menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
3.       Unsur-unsur Kekuasaan
a. Wewenang. Mengenai peranan atas posisi yang resmi atau adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya. Contoh : hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
b. Paksaan. Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan yang bersifat ilegal atau tidak resmi. Contoh : seorang preman yang sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara Paksa.
c. Manipulatif. Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang dapat menipu atau mempengaruhi orang lain agar seseorang dapat tertarik padanya. sebuah titik dimana kitaberusaha “melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh :seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
4.  Bentuk-bentuk Kekuasaan Menurut French&Raven
Mempengaruhi perilaku dapat juga menggunakan cara yang dinamakan kekuasaan ( power ). Menurut France & Raven ( 1960 ) ada 5 bentuk kekuasaan yang berbeda diantaranya yaitu Coercive Power, Insentif Power, Legitimate Power, Expert Power dan Refferent Power.
Dari bentuk kekuasaan ini mempunyai teori dan contoh masing-masing. Coercive Power merupakan kekuasaan untuk memaksa sesorang melakukan sesuatu yang melawan kehendak mereka. Hal ini sering fisik meskipun ancaman lainnya dapat digunakan. Contohnya dalam berorganisasi, ketua memiliki kekuasaan paksaan coercive power terhadap anggotanya. Misalnya saja dalam memberikan tugas kepada anggotanya, ketua memaksa anggotanya untuk mengerjakan banyak tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan, jika tidak dilakukan akan diberikan SP ( surat peringatan ) atau bisa saja diancam keluar dari Organisasi tersebut. Oleh sebab itu karena takut mendapatkan sanksi tersebut , maka anggota melakukannya walaupun melawan kehendak mereka karena tugasnya terlalu berat untuk dilakukan. Pemaksaan seperti ini dapat mengakibatkan kerugian fisik meskipun tujuannya untuk kepatuhan. Dari contoh ini kerugian fisiknya yaitu waktunya banyak tersita untuk mengerjakan tugas/lembur sehingga tubuhpun membutuhkan tenaga extra ( dilakukan untuk menunjukkan kepatuhan ).
Bentuk kekuasaan kedua yaitu Insentif Power. Insentif Power merupakan kemampuan memberikan kepada orang lain apa yang mereka inginkan. Contohnya ( dalam perkuliahan ), mahasiswa menginginkan agar mendapat nilai A pada setiap mata kuliah. Yang berperan sebagai pemilik Insentif Power adalah dosen. Jika mahasiswa aktif dalam kelas, rajin membuat tugas dan perilakunya sopan maka dosen sebagai pemegang Insentif Power akan memberikan imbalan berupa nilai yang baik ( bisa A ) kepada mahasiswanya. Oleh sebab itu mahasiswa akan melakukan hal-hal tersebut agar bisa mendapatkan imbalan seperti yang mereka inginkan.
Bentuk kekuasaan ketiga yaitu Legitimate Power ( Kekuatan Sah ). Legitimate Power merupakan sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran. Legitimasi berasal dari kekuasaan lebih tinggi, biasanya mencakup kekuasaan paksaan. Contoh Legitimate Power disini yaitu polisi ( polisi lalu lintas ), mereka memiliki legitimate power terhadap para pengguna jalan ( pengendara motor maupun mobil ). Biasanya dalam kehidupan sekitar kita banyak pengendara motor maupun mobil yang terkena tilang dari polisi, hingga akhirnya setiap pengendara tersebut mau tidak mau harus menerima sanksi tersebut, walaupun ada kalanya pengendara tersebut tidak salah. Tapi karena polisi memiliki kekuasaan yang sah ( harus ini/harus urus dikantor polisi, dengan cara damai/membayar ) maka pengendara pun akhirnya patuh. 
Bentuk kekuasaan selanjutnya yaitu Expert Power. Expert Power merupakan pengaruh yang didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Bentuk kekuasaan ini adalah bentuk yang sangat umum dari kekuasaan. Contoh dari Expert Power adalah seorang designer ( perancang busana ), dalam membuat sebuah baju designer selalu mempengaruhi customernya dengan memberi saran-saran / apa yang cocok dengan customernya baik dilihat dari tinggi badan, bentuk pinggul, pundak, pingang, kaki, tangan dan lainnya. Sehingga dengan keterampilan / pengetahuan yang dimilikinya ini, customer akan percaya atas saran-saran / apa yang baik menurut designer tersebut.
                        Bentuk kekuasaan yang kelima yaitu Refferent Power ( Kekuasaan Rujukan ). Refferent                               Power yaitu pengaruh yang didasarkan pada adanya kekuasaan kharisma dan ketenaran                               sehingga seseorang ingin menjadi seperti apa yang orang lain miliki ( berharap karisma orang                         lalin bisa menular ke dirinya ). Contoh yang ada dikehidupan sekitar kita yaitu seorang yang                           terkenal seperti seorang artis, atlet, penulis, ilmuwan dan sebagainya. Misalnya saja atlet                               bulutangkis, mereka memiliki kekuasaan rujukan terhadap orang yang mengidolakannya yaitu                         dengan tindakan-tindakannya dalam kehidupan sebagai atlet, semangatnya, kedisplinannya                             atau orang yang mengidolakannya itu menjadi terpengaruhatas karisma atlet bulutangkis                                 sehingga perilakunya menjadi sama dengan idolanya tersebut.

        Daftar Pustaka :
         Stoner, J.A.F., Sitrait, A. (1993). Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
         Stoner, J.A.F., Freeman, R.E., Gilbert Jr, D.R., (1995). Manajemen: jilid I. Jakarta: Prenhallindo.