# Konsep Sehat
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari
sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun
seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal,
maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi
sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman.
Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara
normal.
# Konsep Sehat Berdasarkan :
1.
Dimensi
Emosi
Menurut Goleman emosional
merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang.
2.
Dimensi
Intelektual
Memecahkan
masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut.
3.
Dimensi Sosial.
Seseorang
dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi
dengan baik.
4.
Dimensi Fisik
Suatu
kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
5.
Dimensi Mental
Suatu
kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagian yang dicirikan
oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.
6.
Dimensi Spiritual
Spiritual
merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan
kepercayaan agama masing-masing.
# Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Sejarah perkembangan kesehatan mental
pertama kali itu pada jaman nenek moyang yang mengalami gangguan mental seperti
halnya homo sapiens sendiri . Mereka mengalami kecelakaan dan demam yang
merusak mental . Jadilah manusia yang dengan rasa putus asa selalu berusaha
buat menjelaskan tentang penyakit mental . Dengan kesehatan mental ini kita
dapat bandingkan dengan mata uang yang mempunyai dua sisi yang di sisi satunya
sakit dan yang di sisi satunya lagi baik . Di sisi ini dapat dilihat
kemungkinan di kedua sisi itu kira kira 50:50 .
Perlu diketahui disini sejarah
tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan
cara menghilangkannya. Hal ini disebabkan oleh dua alasan , yaitu (1) Sifat
dari masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi
merasa ketakutan. (2) Perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat , dan
banyak kemajuan yang sangat penting. Pada masa awal awal orang yang sakit
mental dapat dipahami secara seluruh sering diperlakukan dengan kurang baik. Di
jaman prasejarah pun manusia purba sering kali mengalami gangguan mental baik
fisik maupun gangguan gangguan yang baik. Di jaman prasejarah ini juga terdapat
perawatan-perawatan untuk penyakit gangguan mental yaitu :
menggosok,menjilat,mengisap dan memotong.
Sejarah kesehatan mental tidaklah
sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna masalah mental bukan
merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Hal ini
lebih karna mereka sehari-hari hiduo bersama sehingga tingkah laku yang
mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan lagi sebagai
gangguan.
# Pendekatan Kesehatan Mental
1.
Orientasi
Kesehatan Mental
Orientasi
yang umumnya digunakan dalam kedokteran
termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik
maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan
tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik artinya tidak ada keluhan
fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan mental. Dalam ranah
psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak menimbulkan masalah ketika kita
berurusan dengan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa yang gejalanya adalah
kehilangan kontak dengan realitas. Orang-orang seperti itu tidak merasa ada
keluhan dengan dirinya meski hilang kesadaran dan tak mampu mengurus dirinya
secara layak. Pengertian sehat mental dari orientasi klasik kurang memadai
untuk digunakan dalam konteks psikologi. Mengatasi kekurangan itu dikembangkan
pengertian baru dari kata ‘sehat’. Sehat atau tidaknya seseorang secara mental
belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan penyesuaian diri terhadap
lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dapat digolongkan sehat mental. Sebaliknya orang yang tidak dapat
menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak sehat mental.
2.
Penyesuaian
Diri
Dengan
menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat
dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya
dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak
dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya
semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu
dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan
tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam
masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang
absolut. Berkaitan dengan relativitas batasan sehat mental, ada gejala lain
yang juga perlu dipertimbangkan. Kita sering melihat seseorang yang menampilkan
perilaku yang diterima oleh lingkungan pada satu waktu dan menampilkan perilaku
yang bertentangan dengan norma lingkungan di waktu lain. Misalnya ia melakukan
agresi yang berakibat kerugian fisik pada orang lain pada saat suasana hatinya
tidak enak tetapi sangat dermawan pada saat suasana hatinya sedang enak. Dapat
dikatakan bahwa orang itu sehat mental pada waktu tertentu dan tidak sehat
mental pada waktu lain. Lalu secara keseluruhan bagaimana kita menilainya?
Sehatkah mentalnya? Atau sakit? Orang itu tidak dapat dinilai sebagai sehat
mental dan tidak sehat mental sekaligus.
Dengan
contoh di atas dapat kita pahami bahwa tidak ada garis yang tegas dan universal
yang membedakan orang sehat mental dari orang sakit mental. Oleh karenanya kita
tidak dapat begitu saja memberikan cap ‘sehat mental’ atau ‘tidak sehat mental’
pada seseorang. Sehat atau sakit mental bukan dua hal yang secara tegas
terpisah. Sehat atau tidak sehat mental berada dalam satu garis dengan derajat
yang berbeda. Artinya kita hanya dapat menentukan derajat sehat atau tidaknya
seseorang. Dengan kata lain kita hanya bicara soal ‘kesehatan mental’ jika kita
berangkat dari pandangan bahwa pada umumnya manusia adalah makhluk sehat
mental, atau ‘ketidak-sehatan mental’ jika kita memandang pada umumnya manusia
adalah makhluk tidak sehat mental. Berdasarkan orientasi penyesuaian diri,
kesehatan mental perlu dipahami sebagai kondisi kepribadian seseorang secara
keseluruhan. Penentuan derajat kesehatan mental seseorang bukan hanya
berdasarkan jiwanya tetapi juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan seseorang dalam lingkungannya.
3.
Pengembangan
Potensi
Seseorang
dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan
untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh
orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata
yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang
bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadang
sangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya
perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran
tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan
perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar.
# Teori Kepribadian Sehat, Menurut :
1.
Aliran Psikoanalisa
Bapak psikoanalisis adalah Sigmund
Freud dilahirkan di Moravia tanggal 6 mei 1939 dan meninggal di London pada
tanggal 23 september 1939. Sebagai anak muda Freud bercita-cita ingin menjadi
ahli ilmu pengetahuan tahun 1873 freud masuk ke fakultas kedokteran Universitas
WINA dan tamat pada tahun 1873 . Menurut Freud , perilaku manusia merupakan
hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia . Tujuan psikoanalisis
dari Freud adalah membawa ketingkat kesadaran mengenai ingatan atau pikiran
yang di tekan , diasumsi sebagai sumber perilaku yang tidak normal dari
pasiennya. Psikoanalisi merupakan bentuk utama psikoterapi. Pasien tiduran di
kursi panjang dan tidak bertatap muka dengan terapis . Pasien menghadapi
pikiran dan perasaan sendiri dan pasien memproyeksikan pikiran dan perasaannya.
a) . mengalami perasaan dan emosinya sendiri bersamaan b). mensubjektifkan
perasaan pada hal dalam ego pengamatan sendiri. Tahun 1895 Freud dan Breuer “Studies
on hysteria” dipandang sebagai permulaan. Tahun 1901 Freud mempublikasikan
bukunya “The Psychopathology of everyday life” yang berisi deskripsi
yang sekarang di kenal dengan Freudian slip kehidupan sehari-hari baik orang
yang normal maupun orang yang neurotik keadaan tidak sadar.
2.
Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R
(stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek
psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang
perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori
Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson
(1879-1958).
Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara
perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang
perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu
dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu
reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu. Salah satu penganut watson yang
sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner.
Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya
lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang meberikan respon positif
yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia di anggap tidak memiliki sikap
diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap
memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar.
Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang
sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
3.
Aliran Humanistik
Aliran ini berkembang pada tahun 1950.
Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran
psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi
yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk
kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri
bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
4.
Pendapat Allport
Allport percaya bahwa orang-orang yang matang dan
sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak
dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh
konflik-konflik tidak sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat
rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat
mengontrol kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh
trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian kita
adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja, misalnya harapan, aspirasi
dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga
supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan menjaga
satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu
tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam
mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan
oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang
yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam
taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu
dengan kemampuan maksimal mereka.
5.
Pendapat Rogers
Rogers bekerja
dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah
kepribadian mereka.Untuk merawat pasien-pasien ini (dia lebih suka menyebut
mereka "klien-klien"),Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang
menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian terhadap
klien,bukan pada ahli terapi (seperti pada pendekatan Freud).Karena itu di
sebut "terapi yang berpusat pada klien" (client-centered
therapy).Jelas, metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki
suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu dan mengatakan kepada kita
banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.Menurut Rogers, manusia
yang rasional dan sadar tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa
kanak-kanak,seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training),penyapihan
yang lebih cepat atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya.Hal-hal ini
tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang
tidak dapat kita kontrol.Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau.Rogers
tetap berfokus pada apa yang terjadi dengan kita sekarang,bukan apa yang
terjadi pada waktu itu.
6.
Pendapat Abraham Maslow
Individu yang sehat
adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke
dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang
sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya
pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung
jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan.
Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan
psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan
mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.
7.
Pendapat Erich Fromm. Teori eric fromm adalah teori yang
menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada
penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu
membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan
nilai yang ada pada masyarakat Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam
dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana
mencitai atau bagaimana meemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya
dengan masyarakat yang otoriter , karna manusia adalah mahluk yang memiliki
kesadran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian
tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila
dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut
maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric
fromm.
Daftar Pustaka :
Siswanto.
(2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Basuki,
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Sarwono,
Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
Yustinus
Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
emiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1.
Yogyakarta: Kanisius